Diantara rangkaian label-label sneaker yang mendunia, New Balance memiliki fans-nya tersendiri. Modelnya yang cenderung klasik, membuat gaya sepatu ini tergolong timeless alias nggak basi dimakan waktu. Bagaimanakah sejarah awal dari sneaker ikonik ini?
New Balance Athletic Shoe (NBAS) atau lebih dikenal
dengan singkatnya New Balance, adalah sebuah perusahaan sepatu dari
Amerika yang berdiri sejak tahun 1906. Meskipun telah berdiri selama
lebih dari seabad, perusahaan ini tetap berdiri kuat dan bahkan telah
berkembang hingga menjadi salah satu pembuat sepatu olahraga terbesar di
dunia.
Perusahaan ini didirikan oleh William J. Riley,
seorang imigran Inggris di Massachusetts, yang memulai usaha barunya di
Boston. Konon suatu ketika, Riley pernah mengamati dan mempelajari
bagaimana seekor ayam dapat berdiri dan bergerak stabil dengan cakar
kakinya.
Riley penasaran dengan bagaimana kaki ayam, yang hanya didukung oleh
tiga titik cakar, mampu mendukung berat tubuhnya. Dari sanalah beliau
kemudian menerapkan konsep tersebut dalam wujud sepatu dengan tiga titik
utama yang menjadi segitiga keseimbangan.
Pada tahun 1927, Riley merekrut seorang salesman bernama Arthur Hall
untuk membantunya memasarkan sepatu buatannya tersebut. Arthur Hall
berhasil memasarkan sepatu-sepatu tersebut kepada orang-orang yang
membutuhkannya, yaitu mereka yang bekerja sepanjang hari di atas
kakinya.
Karena pencapaiannya tersebut, Hall ditetapkan sebagai partner bisnis
resmi dari New Balance di tahun 1934. Setelah masa kepemimpinan Riley
berakhir, beliau lah yang memegang kendali penuh atas New Balance. Dua
puluh tahun berselang, Arthur Hall menjual perusahaan tersebut kepada
putrinya, Eleanor, (dan suaminya Paul Kidd). Pasangan suami istri ini berhasil menjalankan perusahaan ini dan mengembangkannya dengan sangat baik di pasaran.
Tahun 1960, Eleanor dan Paul Kidd memperkenalkan Trackster,
sepatu lari dengan performa tinggi pertama di dunia. Sepatu ini
memiliki sol berpola khusus dan memiliki ukuran lebar yang variatif,
sehingga sesuai dengan kebutuhan atlit di banyak bidang. Trackster
kemudian banyak digunakan oleh para atlit, terutama atlit-atlit
universitas di penjuru Amerika. Hal ini semakin melebarkan sayap dan
membesarkan nama dari New Balance.
Sayangnya, kesuksesan dari pasangan ini tidak bertahan begitu lama. Eleanor dan Paul kurang menggempurkan marketing campaign yang baik untuk mempertahankan nama New Balance. Mereka akhirnya memutuskan untuk menjual perusahaan tersebut kepada Jim Davis, yang kala itu bekerja sebagai penjabat di perusahaan tersebut.
Di masa itu, perusahaan New Balance hanya terdiri dari enam orang
yang membuat tiga puluh pasang sepatu setiap harinya dan melakukan
penjualan melalui pemesanan lewat pos dengan beberapa ritel sepatu di
Amerika. Jim menjunjung komitmen untuk menjaga tradisi dari perusahaan,
yaitu dengan memberikan pelayanan dan kualitas produk yang terbaik. Di
bawah kepemimpinan Jim, kemajuan dari New Balance bergerak sangat pesat.
New Balance berhasil menjadi sebuah perusahaan global yang besar.
Hingga kini, meskipun kepemimpinan telah kembali diambil alih orang
lain, New Balance memiliki fans tersendiri yang setia dengan rancangan
klasik dari New Balance. Kenyamanan sepatu dan performa yang ditawarkan,
membuat sepatu ini juga menarik perhatian golongan kultur street wear
terutama dari para pemain skateboard yang kini dapat menikmati lini
khusus dari New Balance untuk pemain skateboard
(http://kvltmagz.com/the-story-behind-new-balance/)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar