Selasa, 21 Oktober 2014

The Story Behind : New Balance

Diantara rangkaian label-label sneaker yang mendunia, New Balance memiliki fans-nya tersendiri. Modelnya yang cenderung klasik, membuat gaya sepatu ini tergolong timeless alias nggak basi dimakan waktu. Bagaimanakah sejarah awal dari sneaker ikonik ini?
New Balance logo
New Balance Athletic Shoe (NBAS) atau lebih dikenal dengan singkatnya New Balance, adalah sebuah perusahaan sepatu dari Amerika yang berdiri sejak tahun 1906. Meskipun telah berdiri selama lebih dari seabad, perusahaan ini tetap berdiri kuat dan bahkan telah berkembang hingga menjadi salah satu pembuat sepatu olahraga terbesar di dunia.
Perusahaan ini didirikan oleh William J. Riley, seorang imigran Inggris di Massachusetts, yang memulai usaha barunya di Boston. Konon suatu ketika, Riley pernah mengamati dan mempelajari bagaimana seekor ayam dapat berdiri dan bergerak stabil dengan cakar kakinya.
Riley penasaran dengan bagaimana kaki ayam, yang hanya didukung oleh tiga titik cakar, mampu mendukung berat tubuhnya. Dari sanalah beliau kemudian menerapkan konsep tersebut dalam wujud sepatu dengan tiga titik utama yang menjadi segitiga keseimbangan.
Pada tahun 1927, Riley merekrut seorang salesman bernama Arthur Hall untuk membantunya memasarkan sepatu buatannya tersebut. Arthur Hall berhasil memasarkan sepatu-sepatu tersebut kepada orang-orang yang membutuhkannya, yaitu mereka yang bekerja sepanjang hari di atas kakinya.
Karena pencapaiannya tersebut, Hall ditetapkan sebagai partner bisnis resmi dari New Balance di tahun 1934. Setelah masa kepemimpinan Riley berakhir, beliau lah yang memegang kendali penuh atas New Balance. Dua puluh tahun berselang, Arthur Hall menjual perusahaan tersebut kepada putrinya, Eleanor, (dan suaminya Paul Kidd). Pasangan suami istri ini berhasil menjalankan perusahaan ini dan mengembangkannya dengan sangat baik di pasaran.
trackster
Tahun 1960, Eleanor dan Paul Kidd memperkenalkan Trackster, sepatu lari dengan performa tinggi pertama di dunia. Sepatu ini memiliki sol berpola khusus dan memiliki ukuran lebar yang variatif, sehingga sesuai dengan kebutuhan atlit di banyak bidang. Trackster kemudian banyak digunakan oleh para atlit, terutama atlit-atlit universitas di penjuru Amerika. Hal ini semakin melebarkan sayap dan membesarkan nama dari New Balance.
Sayangnya, kesuksesan dari pasangan ini tidak bertahan begitu lama. Eleanor dan Paul kurang menggempurkan marketing campaign yang baik untuk mempertahankan nama New Balance. Mereka akhirnya memutuskan untuk menjual perusahaan tersebut kepada Jim Davis, yang kala itu bekerja sebagai penjabat di perusahaan tersebut.
Di masa itu, perusahaan New Balance hanya terdiri dari enam orang yang membuat tiga puluh pasang sepatu setiap harinya dan melakukan penjualan melalui pemesanan lewat pos dengan beberapa ritel sepatu di Amerika. Jim menjunjung komitmen untuk menjaga tradisi dari perusahaan, yaitu dengan memberikan pelayanan dan kualitas produk yang terbaik. Di bawah kepemimpinan Jim, kemajuan dari New Balance bergerak sangat pesat. New Balance berhasil menjadi sebuah perusahaan global yang besar.
new balance 574
Hingga kini, meskipun kepemimpinan telah kembali diambil alih orang lain, New Balance memiliki fans tersendiri yang setia dengan rancangan klasik dari New Balance. Kenyamanan sepatu dan performa yang ditawarkan, membuat sepatu ini juga menarik perhatian golongan kultur street wear terutama dari para pemain skateboard yang kini dapat menikmati lini khusus dari New Balance untuk pemain skateboard
(http://kvltmagz.com/the-story-behind-new-balance/)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar